Hari belum malam betul, waktu baru menunjukkan pukul 20.15 WIB, ketika terlihat kang Sarji duduk termangu pada bale bambu di teras rumahnya. Dengan serius ia memikirkan acara pengajian malam jum'at depan, dalam rangka ulang tahun anak semata wayangnya, Wahid. Sebagai santri desa, kang Sarji sebenarnya tidak suka perayaan pesta ulang tahun seperti orang-orang kota pada umumnya. Pesta ulang tahun itu tidak perlu, tidak ada tuntunannya, lebih banyak madharatnya dari pada manfaatnya, katanya pada suatu hari. Tetapi karena kali ini dikaitkan dengan pengajian ya, bolehlah.
Lain dengan kang Sarji lain pula dengan pak Bos yang ada di Jakarta sana. Kurang jelas pak Bos itu namanya siapa dan pekerjaannya apa. Dengar-dengar beliau itu seorang pengusaha yang cukup sukses. Pengusaha dibidang apa juga kurang jelas, yang jelas beliau itu sangat kaya raya. Berbarengan dengan ulang tahunnya Wahid, anaknya kang Sarji, pak Bos ini juga merayakan ulang tahun dan menggelar pesta di salah satu hotel bintang lima ternama di kawasan Senen Jakarta Pusat. Beberapa karyawan hotel terlihat sibuk bekerja, mondar mandir mempersiapkan acara ulang tahun pak Bos itu. Maklum beliau itu merupakan long staying guest dan salah satu tamu VVIP, atau very-very important person.
Sebuah restauran yang ada di hotel itu di blok, tidak dibuka untuk umum kecuali para tamu undangan yang akan menghadiri pesta ulang tahun pak Bos itu. Sebuah ruangan ditata dengan apik. Ada kurang lebih 30 kursi putih berhiaskan tali-tali keemasan, melingkari sebuah meja marmer panjang yang di hiasi bunga-bunga segar nan wangi. 7 buah fruit busket berisi buah-buahan impor tertata dengan manis di atas meja. Lilin-lilin menyala dengan redup, membuat suasana menjadi sangat syahdu dan romantis. Hidangan international buffet terhampar dengan mewahnya. Di lengkapi beberapa stall makanan yang diantaranya pork knuckle, pasta station, roast beef Welington dan Rachlette cheese, keju bakar dari Swiss yang sudah sangat terkenal itu. Terasa pesta ulang tahun pak Bos ini menjadi sangat istimewa, bahkan sempurna.
Cheers, segelas Jack Daniels memulai pesta. Lebih dari 12 botol anggur di buka untuk memeriahkan pesta kali ini. Acara demi acara terus berlangsung meriah, penuh gelak tawa dan kegembiraan. Di temani istri keduanya yang masih kinyis-kinyis, pak Bos meniup lilin yang berbentuk angka 47 itu. Tepuk tangan para undangan pun membahana memeuhi semua sudut pesta. Satu demi satu para undangan yang hadir mengucapkan selamat lengkap dengan peluk cium ala eropanya.
And now, wine party is begin. Anggur-anggur yang sudah disiapkan pun di buka. Anggur ini bukan sembarang anggur, tentu tidak sama dengan anggur kolesom cap kepala jenggot yang sering di minum mbah buyut saya dulu. Anggur ini berharga 1 juta rupiah. Edaaan..., ada aja anggur yang harganya bikin pusing kepala macam ini. Minum lagi dan minum lagi. Semakin larut suasana pesta semakin meriah saja. Tak lama kemudian suasana pesta terlihat agak gaduh, seiring jatuhnya pak Bos karena kebanyakan minum. He is drunk. Beberapa menit kemudian pak Bos dipapah ke luar. Satu demi satu para undangan pun mulai meninggalkan pesta, satu demi satu pula atribut pesta mulai disingkirkan. Seperti pepatah mengatakan, tak ada pesta yang tak pernah berakhir. Pesta pun usai sudah. Suasna pun kembali sepi.
Menjadi saksi hidup acara pesta ulang tahun pak Bos saya hanya bisa terdiam. Geleng-geleng kepala dan istighfar. Bagaimana tidak, acara pesta ulang tahun yang dihadiri kurang dari 30 orang itu menghabiskan duit 50 juta rupiah. Jumlah yang cukup besar, bahkan saya belum pernah melihat duit sebanyak itu. Gila benar pak Bos yang satu ini, gila kayanya dan juga gila royalnya. Sementara hampir 36 juta penduduk negara ini hidup miskin, Bos kita yang satu ini sekali kentut menghabiskan duit 50 juta.@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar