Sabtu, 07 Agustus 2010

MUSIUM GUNUNG MERAPI


Bangunan unik dan futuristi ini adalah musium gunung Merapi, terletak kurang lebih empat kilo meter dari Kaliurang tempat ini sangat mudah untuk anda kunjungi. Dalam bangunan yang mulai dibangun pada tahun 2005 dan diresmikan penggunaannya pada 1 oktober 2009 ini banyak sekali menyimpan informasi tentang gunung Merapi, gunung api aktif yang terletak kurang lebih 25 km arah utara kota Jogja ini. Bahkan anda bisa mendapatkan informasi tetang letusan gunung ini yang terjadi pada tahun 1969, tahun 1994, dan tahun 2006 lengkap dengan efek letusan dan arah aliran laharnya hanya dengan menekan sebuah tombol. Gambaran aliran lava panas yang di gambarkan dengan nyala lampu warna merah serta efek letusan dan jumlah korban yang disampaikan dalam bentuk narasi berbahasa inggris dan bahasa indonesia. Di musium ini anda juga bisa mendapatkan informasi tentang aneka batuan dan bahan tambang yang ada di gunung ini. Bahkan gambaran lengkap tentang mitos keberadaan gunung merapi yang merupakan satu kesatuan dengan keraton dan laut selatan. Sebuah wisata yang sangat edukatif dan akan memperkaya wawasan anda tentang gunung api di Indonesia, atau gunung merapi pada kususnya. Bila anda berkunjung ke kota Jogja, tempat ini adalah tempat yang saya sarankan untuk anda kunjungi, sebab dari tempat ini anda langsung bisa mampir ke Kaliurang untuk refresh dan rilex. Selamat berwisata.

ORANG GILA DARI JAKARTA

Hari belum malam betul, waktu baru menunjukkan pukul 20.15 WIB, ketika terlihat kang Sarji duduk termangu pada bale bambu di teras rumahnya. Dengan serius ia memikirkan acara pengajian malam jum'at depan, dalam rangka ulang tahun anak semata wayangnya, Wahid. Sebagai santri desa, kang Sarji sebenarnya tidak suka perayaan pesta ulang tahun seperti orang-orang kota pada umumnya. Pesta ulang tahun itu tidak perlu, tidak ada tuntunannya, lebih banyak madharatnya dari pada manfaatnya, katanya pada suatu hari. Tetapi karena kali ini dikaitkan dengan pengajian ya, bolehlah.

Lain dengan kang Sarji lain pula dengan pak Bos yang ada di Jakarta sana. Kurang jelas pak Bos itu namanya siapa dan pekerjaannya apa. Dengar-dengar beliau itu seorang pengusaha yang cukup sukses. Pengusaha dibidang apa juga kurang jelas, yang jelas beliau itu sangat kaya raya. Berbarengan dengan ulang tahunnya Wahid, anaknya kang Sarji, pak Bos ini juga merayakan ulang tahun dan menggelar pesta di salah satu hotel bintang lima ternama di kawasan Senen Jakarta Pusat. Beberapa karyawan hotel terlihat sibuk bekerja, mondar mandir mempersiapkan acara ulang tahun pak Bos itu. Maklum beliau itu merupakan long staying guest dan salah satu tamu VVIP, atau very-very important person.

Sebuah restauran yang ada di hotel itu di blok, tidak dibuka untuk umum kecuali para tamu undangan yang akan menghadiri pesta ulang tahun pak Bos itu. Sebuah ruangan ditata dengan apik. Ada kurang lebih 30 kursi putih berhiaskan tali-tali keemasan, melingkari sebuah meja marmer panjang yang di hiasi bunga-bunga segar nan wangi. 7 buah fruit busket berisi buah-buahan impor tertata dengan manis di atas meja. Lilin-lilin menyala dengan redup, membuat suasana menjadi sangat syahdu dan romantis. Hidangan international buffet terhampar dengan mewahnya. Di lengkapi beberapa stall makanan yang diantaranya pork knuckle, pasta station, roast beef Welington dan Rachlette cheese, keju bakar dari Swiss yang sudah sangat terkenal itu. Terasa pesta ulang tahun pak Bos ini menjadi sangat istimewa, bahkan sempurna.

Cheers, segelas Jack Daniels memulai pesta. Lebih dari 12 botol anggur di buka untuk memeriahkan pesta kali ini. Acara demi acara terus berlangsung meriah, penuh gelak tawa dan kegembiraan. Di temani istri keduanya yang masih kinyis-kinyis, pak Bos meniup lilin yang berbentuk angka 47 itu. Tepuk tangan para undangan pun membahana memeuhi semua sudut pesta. Satu demi satu para undangan yang hadir mengucapkan selamat lengkap dengan peluk cium ala eropanya.

And now, wine party is begin. Anggur-anggur yang sudah disiapkan pun di buka. Anggur ini bukan sembarang anggur, tentu tidak sama dengan anggur kolesom cap kepala jenggot yang sering di minum mbah buyut saya dulu. Anggur ini berharga 1 juta rupiah. Edaaan..., ada aja anggur yang harganya bikin pusing kepala macam ini. Minum lagi dan minum lagi. Semakin larut suasana pesta semakin meriah saja. Tak lama kemudian suasana pesta terlihat agak gaduh, seiring jatuhnya pak Bos karena kebanyakan minum. He is drunk. Beberapa menit kemudian pak Bos dipapah ke luar. Satu demi satu para undangan pun mulai meninggalkan pesta, satu demi satu pula atribut pesta mulai disingkirkan. Seperti pepatah mengatakan, tak ada pesta yang tak pernah berakhir. Pesta pun usai sudah. Suasna pun kembali sepi.

Menjadi saksi hidup acara pesta ulang tahun pak Bos saya hanya bisa terdiam. Geleng-geleng kepala dan istighfar. Bagaimana tidak, acara pesta ulang tahun yang dihadiri kurang dari 30 orang itu menghabiskan duit 50 juta rupiah. Jumlah yang cukup besar, bahkan saya belum pernah melihat duit sebanyak itu. Gila benar pak Bos yang satu ini, gila kayanya dan juga gila royalnya. Sementara hampir 36 juta penduduk negara ini hidup miskin, Bos kita yang satu ini sekali kentut menghabiskan duit 50 juta.@@

Jumat, 06 Agustus 2010

PLENGKUNG NIRBAYA : JALAN BELAKANG KELUAR KOMPLEK KERATON


Sebagai kota tujuan wisata Jogja memiliki banyak tempat-tempat yang indah. Selain keraton, Jogja memiliki banyak bangunan-bangunan yang bersejarah dan bernilai budaya. Bangunan unik ini akan sangat sulit sekali anda temui di tempat lain. Karena bangunan ini berkaitan erat dengan keberadaan Keraton Yogyakarta. Bangunan ini di bernama Plengkung Nirbaya, atau lebih terkenal dengan sebutan Plengkung Gading. Konon plengkung Nirbaya merupakan jalan belakang komplek Kraton dan menjadi ujung selatan dari bagan bangunan kraton. Jalan ini konon juga menjadi pinti masuk Sultan HB I ketika memindahkan pesanggrahannya dari Ambar ketawang ke Jogja. Jalan ini juga menjadi awal prosesi panjang upacata pemakaman para raja-raja kasultanan Jogja yang telah mangkat untuk kemudian terus ke selatan menuju pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri Bantul. Konon Jalan ini tidak boleh dilewati oleh raja yang sedang bertahta.

Tetapi kini Plengkung Nirbaya menjadi bangunan yang berfungsi sebagai pintu masuk atau keluar komplek keraton bagi masyarakat luas, sebab ini merupakan jalan umum yang cukup ramai. Plengkung Nirbaya berada di sisi selatan, dan menurut sebuah sumber Nirbaya berasal dari dua kata yaitu Nir yang berarti tanpa dan baya yang berarti bahaya. Mungkin ini menjadi sebuah harapan agar perjalanan para raja yang sudah mangkat menuju peristirahan yan terakhir agar lancar, aman tidak menemui halangan. Dan pada masa kini Plengkung Nirbaya berarti tanpa bahaya atau tidak bahaya. Secara lengkap Plengkung Nirbaya bisa berati, pintu keluar masuk komplek keraton yang aman, jalan yang selamat menuju komplek keraton. Banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke keraton tetapi tidak tahu tentang bangunan ini. Bila suatu saat anda datang ke Jogja, tidak ada salahnya anda untuk secara lebih dekat mengenali bangunan unik ini.@@

Kamis, 05 Agustus 2010

KISAH TRAGIS SANG DERMAWAN

Bekerja pada hospitality industry membuat sebagian besar waktu saya banyak tersita untuk pekerjaan. Sebagai seorang hotelier saya kadang-kadang harus bekerja lebih dibanding para tetangga yang bekerja pada bidang lain. Seringkali pulang ke rumah sudah larut malam, bahkan harus menginap di kantor , bila di perlukan. Tanggal merah belum tentu libur, hari minggu apalagi, malah bisa lebih sibuk dari hari-hari biasa. Waktu saya untuk bersosialisasi dengan para tetangga dan masyarakat di komplek tempat saya tinggal jadi sangat terbatas. Pertemuan RT, kerja bakti, ronda malam memang masih bisa saya ikuti, tetapi dengan absensi yang bolong-bolong tentunya. Karena jarangnya pertemuan, saya kadang-kadang lupa dengan nama-nama tetangga sendiri, seringkali memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk mengingat nama, blok serta nomer rumahnya, bila suatu saat bertemu di jalan.

Begitu juga dengan informasi tentang berbagai kegiatan RT, berita kelahiran, kabar kematian, seringkali saya terima sudah sangat terlambat. Begitulah kehidupan di kota besar macam Jakarta, karir dan pekerjaan seringkali kejam sekali, mereka seperti tak pernah mengizinkan saya untuk bisa menikmati kebersamman dalam hidup bermasyarakat.

Begitu juga dengan kabar kematian beliau, seorang pengurus RW tetangga yang di komplek kami terkenal sangat kaya dan dermawan itu. Terlihat hidupnya sangat mapan. Di komplek kami beliau memiliki lima rumah, tiga rumah type 45 berderet di jadikan satu, kemudian di rehab menjadi rumah mewah berlantai tiga. Dua rumah yang lain agak berjauhan, dan di kontrakkan pada orang lain. Memiliki tiga mobil buat beliau memang tidak aneh. Di samping memiliki jabatan mentereng di kantornya, istrinya juga wanita karir yang posisinya juga tidak kalah bergengsi. Sebagai pengurus RT beliau juga menjadi panutan, sifat dermawannya tidak pernah kami ragukan. Untuk urusan sumbang-menyumbang di RT kami mungkin beliau menduduki rangking pertama. Terakhir yang masih saya ingat, beliau menyumbangkan sepuluh sak semen untuk pembangunan lapangan olah raga di lingkungan RT kami, di mata kami kehidupannya sangat mapan dan bahagia. Jabatan yang tinggi di kantor, rumah megah, harta berlimpah dan dihormati banyak orang.

Tetapi menjadi sangat aneh, ketika sore itu beliau ditemukan tewas gantung diri di halaman belakang rumahnya yang megah itu. Kabar ini sempat menggemparkan hampir seleuruh warga komplek kami. Kami semua jadi bertanya-tanya, ada apa gerangan. Orang yang sudah hidup mapan, dan dihormati banyak orang kok bisa melakukan hal sekeji itu. Bunuh diri.

Beberapa hari setelah peristiwa itu muncul rumor, dan warga terutama ibu-ibu mulai kasak-kusuk membicarakan penyebab beliau bunuh diri. Menurut kabar yang masih harus dikonfirmasi kebenarannya, beliau itu terlibat penggunaan uang perusahaan atau korupsi yang totalnya hampir mencapai satu M. Sebenarnya kabar tak sedap ini pernah muncul beberapa pekan yang lalu, tetapi kabar itu hilang begitu saja bak tertiup angin.

Tidak terlalu penting kabar itu benar atau tidak, yang lebih penting bahwa kita harus bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Benar kata kakek saya dulu, jangan pernah silau dengan harta orang lain. Hidup ini cuma sawang-sinawang, hidup ini cuma saling melihat. Kalau kita melihat orang lain kayaknya mereka itu hidupnya enak, tenteram, sukses. Giliran orang lain yang melihat kita, mereka bilang kita yang hidupnya enak, tenang, tenteram. Hidup seyogyanya harus bijaksana. Hidup yang hanya sekali ini kalau bisa harus kita nikmati, jangan sampai menyia-nyiakannya.

Dalam hidup yang hanya sekali ini, kita harus pandai-pandai mengendalikan diri, mengatur kehendak, menyaring keinginan, menertibkan mimpi-mimpi dan harapan. Meper hawa nafsu. Keinginan untuk dipuji, kehendak untuk dihormati, dan nafsu untuk menonjol dalam bermasyarakat kadang-kadang menggiring kita untuk berbuat yang tidak proporsional dan di luar batas kemampuan. Keinginan itu seringkali membutakan. Melik nggendong lali. Mendamba itu membawa serta lupa, demikian kata almarhum profesor Umar Kayam, mantan guru besar UGM itu dalam satu tulisan kolomnya.@@