Senin, 08 Agustus 2011

LAMBANG KASULTANAN JOGJA DAN MAKNA FILOSOFISNYA


Negara Kesatuan Republik Indonesia pada masa lampau terdiri dari begitu banyak kerajaan. Kerajaan-kerajaan itu berdiri tersebar diseluruh penjuru nusantara. Eksistensi sebuah kerajaan dibuktikan dengan adanya lambang kerajaan, dimana lambang-lambang itu tidak asal begitu saja dibuat tanpa suatu pertimbangan, makna dan tujuan yang ingin di wujudkan oleh raja atau kerajaan.

Sebagai penerus kerajaan Mataram, Kasultanan Jogjakarta juga memiliki lambang kerajaan yang dikenal sebagai Praja Cihna. Lambang kraton yang dibangun oleh Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I ini di ambil dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu Praja dan Cihna. Praja berarti abdi negara sedang Cihna berarti sifat sejati. Jadi praja cihna konon memiliki makna harfiah sifat sejati seorang abdi negara.

Selain makna harfiah, lambang kraton Jogjakarta juga sarat dengan makna filosofi. Dari sudut warna misalnya, warna hitam adalah simbol keabadian, warna kuning dan keemasan melambangkan keluhuran, warna merah berarti berani. Aksara jawa berupa huruf ha dan ba adalah singkatan dari hamengku buwono, gelar penguasa kasultanan Jogjakarta yang berarti memangku atau mengayomi bumi. Mahkota melambangkan pemikiran, pemerintahan dan kepemimpinan, sedang sayap di kedua sisinya melambangkan perlindungan atau pemeliharaan menuju tatanan kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik. Bunga Padma atau bunga teratai melambangkan kecerdasan serta kebijaksanaan, sedang tumbuhan sulur yang hidup merambat melambangkan kejayaan dan kemuliaan budaya bangsa yang terjaga dan terus berkembang.@@ (Sumber : yahoo answer, Wikipedia dan sumber lain)

4 komentar: