Kamis, 05 Mei 2011

REGOL, ANTARA GERBANG DAN PEMERSATU BANGUNAN ISTANA KRATON JOGJA


Regol adalah pintu gerbang yang berbentuk paduraksa yaitu gapura yang memiliki atap dan daun pintu. Konon regol merupakan pintu gerbang untuk memasuki suatu tempat yang di anggap sakral. Di istana kraton Yogyakarta terdapat beberapa regol yang merupakan pintu penghubung suatu komplek bangunan dengan komplek bangunan yang lain, sehingga semua unsur bangunan di dalam komplek kraton itu tidak berdiri sendiri tetapi menjadi satu kesatuan yang utuh.

Regol juga tak sekedar pintu atau gapura semata, tetapi juga memiliki makna filosofi . Konon antara gapura Gladak hingga Regol Donopratopo menggambarkan tujuh langkah menuju surga (seven step to heaven). Regol Donopratopo sendiri konon berarti seseorang yang baik selalu memberikan kepada orang lain dengan sukarela dan mampu menghilangkan hawa nafsu. Dua patung Dwarapala yang terdapat disamping gerbang, Balabuta menggambarkan keburukan dan Conkorobolo menggambarkan kebaikan.

Secara berurutan regol-regol itu bisa dijelaskan sebagai berikut :

Regol Brojonolo adalah penghubung antara Siti Hinggil Ler dengan Kamandhungan Ler, dimana bangsal ini dahulu berfungsi untuk mengadili perkara dengan ancaman hukuman mati dengan Sultan sendiri yang memimpin pengadilan. Dan konon gerbang ini hanya dibuka pada saat-saat tetentu saja misalnya pada saat acara-acara resmi kerajaan. Kemudian ada Regol Sri Manganti yang menghubungkan antara Kamandhungan dengan komplek Sri Manganti yang konon pada zamannya digunakan untuk menerima tamu-tamu penting.

Lebih kedalam lagi ada Regol Donopratopo yang menghubungkan komplek Sri Manganti dengan Kedhaton, kediaman keluarga sultan yang tertutup untuk umum. Regol ini menjadi demikian penting karena didepannya berdiri sepasang arca raksasa yang dinamakan Cinkorobolo disebelah timur dan Bolobuto disebelah barat. Dan disisi timurnya juga terdapat pos penjagaan. Komplek Kedhaton menjadi sangat penting karena menjadi inti dari keseluruhan kraton. Komplek kedhaton dibagi menjadi tiga halaman yaitu Pelataran kedhaton, Keputren dan Kesatriyan. Di pelataran Kedhaton terdapat Bangsal Kencono yang tertutup untuk umum.
Kemudian ada Regol Kemagangan yang menghubungkan komplek Kedhaton dengan Bangsal Kemagangan. Bangsal ini pada jamannya digunakan untuyk penerimaan para pegawai, tempat berlatih serta apel kesetiaan para abdi dalem dan pegawai magang. Dan selanjutnya ada Regol Gadung Mlati yang menghubungkan komplek Kamagangan dengan Kamandungan Kidul Di komplek ini terdapat bangunan utama yaitu Bangsal Kamandhungan, bangsal ini konon berasal dari pendapa balai desa Pandak Karang Nangka di daerah Sukowati yang pernah menjadi tempat Sultan HB I bermarkas saat perang tahta. Disisi selatan Kamandhungan kidul terdapat Regol Kamandungan yang menjadi pintu paling selatan dari komplek Cepuri.@@ ( dari berbagai sumber ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar