Rabu, 27 April 2011

PANTAI SUNDAK, MENAWARKAN KETENANGAN DAN EKSOTISME ALAM


Meski dikenal sebagai wilayah yang kurang subur karena keadaan geografisnya yang sebagian besar wilayahnya adalah perbukitan kapur, tetapi kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keistimewaan dengan pantai-pantainya yang masih perawan dan memiliki panorama alam yang sangat indah. Wisata pantai menjadi andalan daerah ini disamping goa-goa karst dan sungai bawah tanah yang sangat menawan.
Pantai-pantai Gunung Kidul kebanyakan berpasir putih dan berombak besar seperti layaknya pantai selatan lainnya. Tetapi karena kebanyakan pantainya berbentuk teluk dan terhalang bukit-bukit yang menjorok ke laut atau pulau-pulau kecil, sehingga ombak yang sampai ke pantai menjadi tidak terlalu besar dan membahayakan. Namun demikian setiap pengunjung harus tetap berhati-hati dan waspada.

Pantai Sundak berada pada deretan paling timur diantara pantai-pantai yang banyak dikunjungi saat liburan. Dari barat ada pantai Baron, kemudian pantai Kukup, pantai Drini, pantai Krakal dan pantai Sundak. Keempat pantai yang berderet ini bisa sekaligus anda kunjungi dengan sekali beli tiket. Sebenarnya masih ada lagi bila nada terus ke timur seperti pantai Siung dan Wediombo, tetapi dua pantai terakhir belum seramai yang lainnya.

Berjarak 25 km arah selatan kota Wonosari atau 65 km arah tenggara kota Jogja pantai ini sangat cocok untuk refresing melupakan sejenak rutinitas keseharian pada saat akhir pekan atau libur panjang. Garis pantai yang panjang dan melengkung, yang tersambung dengan pantai Krakal lengkap dengan pasir putihnya akan membuat setiap pengunjung berjalan –jalan hingga jauh atau bahkan mandi dan bermain pasir. Aneka makan hasil laut seperti udang goreng, ikan goreng, rumput laut goreng bisa menjadi kudapan alternative sambil menikmati indahnya pantai.@@

Minggu, 24 April 2011

POHON KEBEN DAN FILOSOFI VEGETASI KRATON JOGJA


Beberapa jenis tumbuhan yang ditanam di lingkungan kraton Yogyakarta merupakan bagian dari konsepsi dasar pembangunan kraton. Tanaman-tanaman itu tak sekedar ditanam dan menjadi penghias kraton tetapi juga memiliki makna filosofi, lebih jauh lagi menjadi harapan sekaligus do’a bagi penanam dan lingkungan yang ditumbuhinya.
Tanaman yang paling terkenal dilingkungan kraton Yogyakarta mungkin sepasang Waringin Sengker (beringin kurung ) di alun-alun utara yakni kyai Dewandaru dan Janandaru. Dua batang pohon beringin ini konon melambangkan makrokosmos dan mikrokosmos, melambangkan dualisme antara rakyat dan pemimpin, antara manusia dan Tuhan.

Di sudut yang lain seperti diantara Bangsal Pagelaran dan Siti hinggil Ler terdapat deretan pohon Gayam. Selain disitu dahulu antara tugu hingga kraton juga ditanami pohon Gayam. Pohon ini memiliki makna ayom dalam bahasa jawa, yang berarti teduh atau sejuk. Kalau sudah ayom kemudian ayem atau tenang, damai, bahagia. Setelah ayom dan ayem kemudian jadi tentrem atau tenteram. Jadi pohon ini melambangkan sebuah harapan agar Yogyakarta atau kraton khususnya menjadi daerah yang ayom, ayem lan tentrem, yang teduh, tenang dan tenteram.
Di komplek Kamandungan Ler dimana Bangsal Ponconiti sebagai bangunan utamanya ditanami pohon Keben. Dalam mitologi jawa pohon ini memiliki makna yang sangat tinggi sebagai lambang eksistensi negara yang agung dan bersih. Keben juga memiliki makna ngrungkebi atau merangkul kebenaran. Tak heran kiranya bila almarhum mantan presiden Suharto menobatkan tanaman ini sebagai tumbuhan perdamaian pada tanggal 5 juni 1986, dalam rangka hari perdamaian sedunia.
Di komplek Kedhaton yang merupakan inti dari kraton secara keseluruhan, halamannya dirindangi oleh pohon-pohon Sawo kecik ( Manikara kauki). Sawo kecik konon bermakna Sarwo becik dalam bahasa jawa, atau serba baik, atau penuh kebaikan dalam bahasa Indonesia.

Garis imaginer antara Panggung Krapyak, Kraton hingga Tugu melambangkan filosofi Sangkan Paraning Dumadi, asal usul manusia dan asasi tujuan akhirnya. Antara Panggung Krapyak hingga Kraton menggambarkan asal-usul (sangkan) manusia dari lahir, dewasa, menikah hingga melahirkan. Maka dahulu banyak ditanami pohon Asem dan Tanjung. Mengapa Asem dan Tanjung? Daun Asem yang masih muda namanya Sinom artinya gadis yang masih anom(muda). Gadis yang masih muda akan menimbulkan rasa Sengsem(Asem) atau rasa tertarik. Kalau sudah tertarik maka kemudian akan menyanjung (Tanjung).@@ Sumber: KR,Tempo, Wikipedia.