Senin, 28 Maret 2011

ALUN-ALUN KRATON, YANG TAK SEKEDAR TANAH LAPANG


Alun-alun merupakan tanah lapang yang terbuka yang berumput yang dikelilingi oleh jalan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai keperluan. Menurut Van Romondt seperti yang dimuat dalam wikipedia pada dasarnya alun-alun merupakan halaman depan rumah dalam ukuran yang cukup besar.

Pada masa kerajaan konon alun-alun merupakan tempat untuk berlatih perang (glady yudha) bagi para prajurit kraton. Alun-alun juga menjadi tempat untuk penyelenggaraan sayembara dan penyampaian titah (sabda) dari raja kepada kawula atau rakyatnya. Alun-laun pada masa lampau juga digunakan sebagai pusat hiburab rakyat seperti tradisi rampogan, dimana dilepaskan seekor harimau yang dikelilingi para prajurit bersenjata.

Pada masa kerajaan Mataran alun-alun juga digunakan untuk pisowanan agung dimana rakyat menghadap sang raja. Diluar fungsi-fungsi sosial budayanya alun-alum kraton juga memiliki makna filosofi. Alun-alun utara kraton Yogyakarta misalnya, tanah lapang didepan Bangsal Pagelaran kraton itu konon juga melambangkan suasana jiwa yang kosong pada saat raja sedang bersemedi. Sedang alun-alun selatan disamping sebagai halaman belakang kraton, konon alun-alun kidul dibangun juga untuk mengesankan halaman belakang kraton agar seperti bagian depan. Ini dimaksudkan agar posisi kraton yang menghadap ke utara (gunung Merapi)tidak terkesan membelakangi laut selatan, dimana kita tahu bahwa antara gunung Merapi, kraton dan laut selatan merupakan satu kesatuan yang utuh yang membentuk garis garis imaginer yang bermakna Manunggaling Kawula Gusti.@@( dari berbagai sumber )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar