Selasa, 04 Januari 2011

KOTA REPUBLIK, YANG BARU DARI JOGJA


Memiliki julukan sebagai kota budaya, kota pelajar, kota mahasiswa, kota perjuangan dan juga kota gudeg ternyata belum cukup untuk Jogja. Sebagai kota perjuangan yang telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada negeri ini, pada saat awal kemerdekaan dahulu, kini kota Jogja memiliki sebutan baru sebagai kota Republik.

Hal ini berkaitan dengan peran kota Jogja yang sempat menjadi ibu kota pada 65 tahun silam. Pengukuhan Jogja sebagai kota republik dilakukan sendiri oleh Ngarsodalem, Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang di dampingi oleh Sri Pakualam IX dan lima kepala daerah yaitu walikota Jogjakarta, bupati Sleman, bupati Bantul, bupati Gunung Kidul dan bupati Kulon Progo. Pengukuhan ini dilakukan di Pagelaran Kraton dalam acara peringatan 65 tahun perpindahan ibukota RI dari Jakarta ke Jogjakarta pada 4 Januari 2010 lalu.

Dalam pengukuhan ini Sri sultan menegaskan peringatan ini menjadi kekuatan bersama untuk kebersamaan. Peringatan ini akan menjadi ‘ritual’ wajib bagi warga Jogja dan akan mengingatkan bila Jogja memang benar-benar istimewa.

Sementara ketua panitya kirab dan pengukuhan Jogja sebagai kota Republik Widihasto Wahana Putra mengatakan bahwa dalam acara kirab dan pengukuhan ini mengandung 3 dimensi .
Yang pertama adalah Jogja selalu memilih cara-cara yang istimewa untuk mengkosolidir kekuatan dan potensi masyarakat, terutama dalam menjaga nilai-nilai patritisme , nasionalisme dan cinta tanah air.

Gerakan ini merupakam sikap politik bersama masyarakat Jogja dengan segala cirri keistimewaan yang melekat didalamnya sampai kapanpun. Dan Jogja sebagai kota Republik adalah harapan bahwa kota ini harus berorientasi pada kepentingan umum yang sejatinya sinergis dengan konsepsi Tahta Untuk Rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar