Sabtu, 13 November 2010

MAKNA DAN ARTI PENTING TUGU JOGJA


Seringkali berkunjung ke Jogja, dan sering melihat tugu jogja, tetapi mungkin banyak diantara anda yang belum mengetahui arti penting keberadaan tugu itu. Keberadaan tugu jogja yang berdiri kokoh dan berada tepat di tengah perempatan, di ujung Jl. Jend. Sudirman atau Jl.P Mangkubumi itu ternyata bukan sekedar untuk memperindah suasana, tetapi keberadaan tugu itu memiliki arti yang sangat penting. Dan pemilihan tempat dimana sekarang tugu itu berdiri juga tidak sembarangan. Keberadaan tugu dan tempat tugu itu berdiri tidak bisa dipisahkan dari keberadaan keraton Jogja sebagai sentralnya. Dan keberadaan tugu itu dibangun dengan konsepsi yang jelas dan berdimensi religious. Menurut beberapa sumber dari beberapa buku yang salah satunya ditulis oleh budayawan Emha Ainun Nadjib, tugu itu merupakan pusat inti pandang ( point of view ) ketika raja-raja Jogja melakukan semedi, mengheningkan cipta, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri.

Meski telah mengalami perubahan bentuk awal yang tadinya golong gilig, tiangnya berbentuk silinder dan pucuknya berbentuk bulat, sebagai lambang persatuan dan kesatuan. Tugu itu sempat beberapa kali dibangun, pada tahun 1867 tugu itu runtuh tak berbentuk karena gempa dahsyat yang melanda Jogja. Baru pada tahun 1887 ketika Pemerintah Kolonial Belanda merenovasi tugu itu, menjadi bentuk yang sekarang berbentuk persegi dan pucuknya tak lagi bulat tetapi berbentuk kerucut. Tidak lagi disebut tugu golong-gilig tetapi memiliki nama baru : tugu pal putih, yang bermakna kesejahteraan bagi pemimpin negara, dan konon ketinggian tugu juga turun sekitar 10 meter dari semula.

Jika anda perhatikan dari keberadaan tugu itu jika ditarik garis lurus keselatan melewati Jl.P. Mangkubumi, Jl. Malioboro , Jl. Ahmad Yani dan Jl.Trikora maka akan berakhir di alun-alun utara dan keraton. Selanjutnya dalam buku itu dijelaskan bahwa bagan alam didepan semedi sang raja yang merupakan garis tegak lurus itu melambangkan Alif Mutakalliman Wahid, yang berarti Manunggaling kawulo gusti.Ini bisa bermakna bersatunya rakyat dengan rajanya ( pemimpin ) atau bersatunya manusia dengan Tuhan.@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar